Jumat, 22 November 2013

meletusnya gunung berapi

kemarin senin tanggal 18 november pagi-pagi sekali aku bangun 
ada suara aneh, seketika saja aku terperanjat dengan berdiri di samping ranjang
ternyata suara bapak aku lagi benerin gagang pel. aneh dia bilangg gunung merapi meletus .... gunung merapi meletus.... gunung merapi meletus.... sampai beberapa kali aku mendengarnya,
meskipun pada saat itu aku masih sedikit tak sadar karena kantukku masih menyerang. lihat saja sana
aku sedikit menengok keluar oh..... gerimis, basa ini kan musim peghujan, di daerahku pagi hari biasanya ada kabut dengan sedikit gerimis di musim seperti ini

debu di tanganku
aku cuci muka dan mengumpulkan ingatanku akan kesadaran diri. seoerti biasa sebelumm ke pasar adalah waktunya menghirup udara segar pagi sembari olahraga sedikit dan mandi hangatnya matahari.
namun kurasakan sungguh berbeda.
aku sesak
udara tak seperti biasanya
kukira oksigen telah luntur dan mulai menghilang akibat gerimis ini
namun baru kusadar
beberapa tempat menjadi abu-abu
lantai licin dan
berdebu

aku samar-samar ingat masa lalu dan kuperhatikan dengan seksama ...... ini kan abu
aku terigat panggilan bapak ketika membangunkanku tadi
ternyata di pagi buta lalu gunung merapi telah mengeluarkan abu vulkaniknya
dan akibat angin kencang sampailah ke daerahku ini, Sragen.
padahal rumahku hampir dekat perbatasan sragen paling timur...... jauh sekali dari gunun berapi itu.
aku teringat dengan teori terjadinya musim hujan dan kemarau sewaktu sekolah dasar dulu
angin berhembus kencang dari benua asia, angin yang membawa banyak butiran air maka akan tiba musim penghujan di indonesia, begitupula sebaliknya dan bla...bla... bla.... teori itu mncul di kepalaku
mungkin itulah, tidak itu pasti yang menyebabkan abu vulkanik gunung merapi sampai ke rumahku,
hingga mengotori segalanya, genteng, lantai, motor, kuncup bunga, daun, dan tanah.

ini gb bapak pucung dg daun penuh debu vulkanik
aku bertanya sama mama aku, apa yang dimaksudkan bapak ??? beliau hanya menjawab, mungkin bapakmu mau pamer hujan abu yang mengotori motornya. hingga mama hanya dengan cuci muka gosok gigi dan rasa kantuk yang tersisa untuk menukarkan motornya itu dengan motor baru tapi bekas yang lebih ramah dan tak rakus bahan bakar.




abu-abu
keseimbangan
kesuburan di tanah jawa ditebus dengan murkanya gunung berapi
pertukaran yang setimpal???
seperti seorang rakus diantara lumbung pangan dan lahan  subur dengan pekerja yang dibayar murah

butuh beberapa hari untuk membereskan sampah itu, butuh kerja keras dan berulang ulang hingga lantai pun bisa untuk berkaca menatap diri sendiri yang sedang tidak malas

abu-abu memberikan keseimbangan, karena tak ada yang benar-benar hitam legam dan murni putihh suci
kecuali untuk yang telah ditakdirkan abadi sejak semula.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar